wedinmilwaukee

5 Mitos dan Pantangan dalam Pernikahan Adat Jawa

Masyarakat Jawa menjunjung tinggi adat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pernikahan. Selain upacara adat yang sarat makna, ada pula mitos dan pantangan yang diyakini dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Kepercayaan ini sudah diwariskan turun-temurun dan masih dipegang teguh oleh banyak keluarga.

Lalu, apa saja mitos dan pantangan yang harus diperhatikan sebelum menikah menurut adat Jawa? Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Pantangan Pernikahan di Bulan Suro

Dalam kalender Jawa, bulan Suro dianggap sebagai bulan yang penuh kesakralan dan berkaitan dengan hal-hal mistis. Oleh karena itu, menikah di bulan ini diyakini akan mendatangkan kesialan dan berbagai rintangan dalam kehidupan rumah tangga. Banyak pasangan yang menghindari menikah di bulan ini untuk menghindari kemungkinan buruk di kemudian hari.

2. Pasangan dengan Weton Tertentu Bisa Gagal Menikah

Weton dalam primbon Jawa digunakan untuk mengetahui kecocokan pasangan sebelum menikah. Apabila weton kedua calon pengantin dianggap tidak cocok, maka pernikahan dapat dihindari atau disertai dengan ritual tertentu untuk menangkal malapetaka. Beberapa perpaduan weton yang dianggap kurang baik antara lain:

Selasa Kliwon dengan Rabu Pahing yang diyakini akan mendatangkan kehidupan rumah tangga yang penuh dengan kesulitan.

Senin Wage dengan Kamis Pon yang diyakini akan mengakibatkan salah satu pasangan mengalami kesialan.

3. Larangan Bertunangan Terlalu Lama

Menurut kepercayaan Jawa, pertunangan yang berlangsung terlalu lama dapat mendatangkan kesialan. Banyak yang percaya bahwa semakin lama proses pertunangan, semakin besar kemungkinan timbulnya masalah yang dapat membatalkan pernikahan. Oleh karena itu, pasangan yang bertunangan sebaiknya segera menentukan tanggal pernikahan agar hubungan tetap harmonis.

4. Larangan Menikah dengan Orang Desa

Mitos ini masih dipercaya di beberapa daerah di Jawa, terutama jika kedua calon pengantin berasal dari desa yang sama. Pernikahan dengan orang yang berasal dari desa yang sama dianggap akan mendatangkan kesialan dan menimbulkan konflik di kemudian hari. Namun, mitos ini kini mulai ditinggalkan karena tidak memiliki dasar yang kuat.

5. Larangan Menikah Sebelum Kakak

Dalam adat Jawa, adik tidak diperbolehkan menikah sebelum kakak. Tradisi ini disebut Langkahan. Jika adik menikah terlebih dahulu, diyakini bahwa kakak yang belum menikah akan kesulitan mendapatkan jodoh. Untuk menghindarinya, keluarga biasanya mengadakan ritual khusus sebagai bentuk permohonan restu kepada leluhur.

Kesimpulan

Pernikahan adat Jawa tidak hanya kaya akan filosofi, tetapi juga diiringi dengan berbagai mitos dan pantangan. Meski tidak semua orang mempercayainya, banyak keluarga yang tetap menjalankan tradisi ini untuk menjaga keharmonisan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Setiap budaya memiliki kepercayaannya masing-masing. Terlepas dari mitos yang beredar, persiapan mental, komunikasi yang baik, dan restu keluarga tetap menjadi faktor utama dalam membangun rumah tangga yang bahagia.

Exit mobile version