Siraman merupakan salah satu prosesi sakral dalam adat pernikahan Jawa. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai secara lahir dan batin sebelum menjalani kehidupan sebagai sepasang suami istri. Siraman berasal dari kata siram yang berarti mandi atau membersihkan diri dengan air.

Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi. Air yang digunakan dalam siraman melambangkan kesucian dan harapan agar kedua mempelai memperoleh keberkahan dalam kehidupan berumah tangga.

Filosofi Air dalam Prosesi Siraman

Dalam adat Jawa, air memiliki makna penting sebagai sumber kehidupan. Penggunaan air dalam siraman melambangkan penyucian jiwa, pembuangan energi negatif, dan permohonan restu Tuhan agar pernikahan berjalan lancar.

Biasanya, air siraman diambil dari tujuh sumber air yang berbeda. Angka tujuh dalam budaya Jawa melambangkan pitu atau pitulungan yang berarti pertolongan Tuhan agar kedua mempelai memperoleh kebahagiaan dalam hidup.

Urutan Prosesi Siraman dalam Pernikahan Adat Jawa

1. Persiapan Air Siraman

Sebelum prosesi dimulai, pihak keluarga menyiapkan air siraman yang dicampur dengan berbagai bunga harum seperti melati, mawar, dan kenanga. Air ini melambangkan harapan agar kedua mempelai memiliki kehidupan rumah tangga yang harum dan bahagia.

2. Kedua Mempelai Meminta Doa Orang Tua

Sebelum siraman, kedua mempelai akan berlutut di hadapan orang tua untuk memohon doa restu. Momen ini menjadi momen yang sangat mengharukan, karena melambangkan lepasnya masa lajang dan kesiapan untuk menjalani kehidupan berumah tangga.

3. Prosesi Siraman oleh Orang Tua dan Tetua Keluarga

Siraman dilakukan oleh orang tua dan tetua keluarga terpilih. Mereka akan memercikkan air ke tubuh kedua mempelai sebanyak tujuh kali sebagai simbol keberkahan.

4. Pemotongan Rambut dan Kuku

Setelah siraman, rambut dan kuku kedua mempelai dipotong sedikit sebagai simbol membuang semua hal buruk di masa lalu dan memulai hidup baru yang lebih baik.

5. Penjemuran dengan Kain Batik

Kedua mempelai kemudian dijemur menggunakan kain batik dengan motif tertentu, seperti motif truntum yang melambangkan cinta dan kasih sayang yang terus tumbuh dalam pernikahan.

Kesimpulan

Upacara siraman adat Jawa sebelum pernikahan memiliki makna yang mendalam dalam persiapan kedua mempelai. Ritual ini tidak hanya membersihkan fisik, tetapi juga mempersiapkan mental dan spiritual agar siap menjalani kehidupan berumah tangga.

Dengan nilai filosofisnya yang kaya, siraman tetap menjadi bagian penting dalam pernikahan adat Jawa, melestarikan tradisi yang penuh makna dan berkah.